![]() |
GMKI Cabang Kupang gelar aksi tanam mangrove dan bersihkan pantai di wilayah pesisir Kelurahan Oesapa Barat |
Puluhan kader GMKI turun langsung ke lokasi dengan membawa bibit mangrove dan perlengkapan kebersihan. Mereka menanam 50 bibit mangrove di area pesisir yang mulai terdegradasi, serta memungut sampah plastik dan anorganik di sepanjang garis pantai.
Ketua GMKI Cabang Kupang, Andraviani F.U. Laiya, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk tanggung jawab iman dan sosial mahasiswa terhadap lingkungan yang semakin terancam oleh pencemaran dan perubahan iklim.
“Menanam mangrove bukan hanya soal menanam pohon, tetapi menanam harapan dan perlindungan bagi ekosistem pesisir. Akar mangrove mampu menahan abrasi, menjadi tempat hidup biota laut, serta menyerap emisi karbon. Begitu juga aksi bersih pantai adalah langkah nyata agar laut kita terbebas dari sampah dan tetap menjadi sumber kehidupan, GMKI dalam komitmenya memitigasi perubahan iklim.” ujar Ketua Cabang Andraviani F. Umbu Laiya
Ia juga mengajak seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, untuk tidak membuang sampah sembarangan, memilah sampah dan lebih peduli terhadap keberlangsungan lingkungan hidup sekitar.
“Kami mengajak seluruh warga Kota Kupang untuk bersama-sama menjaga lingkungan. Mulailah memilah sampah dan jangan membuang sampah sembarangan, terutama di wilayah pesisir laut. Sampah plastik yang kita buang hari ini bisa mencemari lingkungan selama ratusan tahun dan membahayakan makhluk hidup. Mari kita ciptakan Kota Kupang yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan,” tambahnya.
“Kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? GMKI percaya bahwa iman yang hidup harus diwujudkan dalam tindakan yang nyata, termasuk dalam hal menjaga ciptaan Tuhan,”
GMKI Kupang berkomitmen untuk terus melakukan aksi-aksi serupa secara berkala, dan mendorong sinergi antara komunitas, lembaga keumatan, perguruan tinggi , pemerintah, dan masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Pemerintah Diminta Fokus pada Wilayah Ekowisata
Dalam kesempatan tersebut, GMKI Kupang juga menyampaikan harapan agar Pemerintah Kota Kupang lebih serius dan konsisten menangani persoalan sampah, khususnya di kawasan pesisir yang merupakan wilayah eco wisata (ekowisata).
Ekowisata seharusnya menekankan tiga hal penting: pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat lokal, dan pembelajaran ekologis bagi wisatawan. Namun, menurut GMKI, penumpukan sampah menjadi penghambat utama dalam pengembangan potensi tersebut.
“Wilayah pesisir Kota Kupang, termasuk Oesapa Barat, menyimpan potensi ekowisata yang besar. Tapi selama ini, sampah masih menjadi persoalan serius yang menghambat banyak aspek, mulai dari daya tarik wisata, kesehatan lingkungan, hingga pemberdayaan masyarakat lokal. Pemerintah perlu lebih konsen dan hadir dengan kebijakan serta aksi yang terukur,” tegas Andra.
GMKI berharap agar momentum ini menjadi pengingat bersama bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tugas komunitas atau LSM, tetapi juga tanggung jawab kolektif antara masyarakat dan pemerintah.
Red/AH